
BRMP Sulbar Perkuat Sinergi Kawal Peningkatan LTT
MAMUJU – Balai Penerapan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Sulawesi Barat terus memperkuat peran strategisnya dalam mendukung keberhasilan program nasional peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT) dan swasembada pangan. Melalui kunjungan langsung ke Kecamatan Papalang, Kabupaten Mamuju, BRMP Sulbar melakukan pengawalan intensif terhadap kondisi pertanian dan kesiapan tanam padi bersama penyuluh pertanian lapangan (PPL).
Kegiatan ini menjadi wujud nyata peran aktif BRMP dalam mendampingi petani secara teknis di lapangan, sekaligus mendorong percepatan tanam musim April–September (ASEP) 2025. Kecamatan Papalang diketahui sebagai salah satu sentra utama produksi padi di Kabupaten Mamuju, dengan luas baku sawah mencapai 2.222,80 hektar (data 2023). Potensi terbesar tersebar di Desa Bonda, Toabo, Topore, dan Papalang.
Tim BRMP dan PPL mengunjungi empat titik strategis, dengan tiga di antaranya—Desa Bonda, Toabo, dan Topore—membentuk satu hamparan seluas ±600 hektar. Hasil pemantauan menunjukkan sebagian besar lahan masih dalam tahap panen.
Ketua Kelompok Tani Siamasei menyampaikan bahwa panen diperkirakan selesai akhir April, dan petani akan memulai penyemaian pada awal Mei. Penanaman dijadwalkan bertahap dari akhir Mei hingga awal Juni, menyesuaikan kondisi curah hujan.
Adapun di Desa Papalang dengan luasan 395 hektar, petani berencana turun sawah pada Juni 2025. Selain mempertimbangkan jadwal syukuran berakhirnya panen, mereka juga mengantisipasi puncak serangan hama tikus pada bulan Juli. Diharapkan fase bunting tanaman jatuh pada Agustus, saat kondisi dinilai lebih aman.
Kehadiran BRMP Sulbar di lapangan tak hanya bersifat monitoring, tetapi juga aktif memberikan arahan teknis dan motivasi kepada petani untuk mempercepat tanam. Langkah ini sejalan dengan arahan strategis Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produksi pangan nasional.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian di wilayah, BRMP Sulbar terus memperkuat sinergi dengan penyuluh, pemerintah daerah, dan kelompok tani. Pendekatan ini diharapkan mampu mendorong optimalisasi lahan serta menjadi kontribusi nyata dalam mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan di Sulawesi Barat.